Proses fansubbing

Kerja fansubbing dibagi berdasarkan keahlian setiap anggota. Ingat, setiap fansub mempunyai keunikan cara kerja masing-masing. Nah, dibawah ini akan dijelaskan bagian-bagian yang terdapat dalam fansub serta tugas mereka masing-masing. Jika kalian masih belum mengerti apa itu fansub, sebaiknya dicari tahu dulu. 

Sumber Manusia
 
Pada umumnya, ada beberapa orang yang terlibat dalam hal ini.

Penyedia Raw / Capper / Raw Provider:
Ialah orang yang bertanggung jawab dalam menyediakan materi yang digunakan dalam proses terjemahan. Kata 'raw' adalah istilah yang digunakan untuk video anime yang masih belum diterjemahkan, biasanya diperoleh dari DVD, BD, VHS, atau TV. Dari ketiga sumber tersebut, yang paling populer adalah rip dari TV, walaupun terkadang BD juga digunakan karena kualitas gambar yang jauh lebih baik.

Translator / Penerjemah:
Ialah orang yang bertanggung jawab atas alih bahas. Banyak dari mereka biasanya tidak pandai menggunakan teknologi fansub dan terbatas pada proses terjemah saja. Faktor terjemahan juga penting dalam menentukan kualitas fansub. Terkadang suatu fansub tidak perlu menguasai bahasa jepang untuk terjemahan karena biasanya mereka mengambil dari fansub lain kemudian diterjemahkan dalam bahasa tertentu.

Timer:
Mereka bertanggung jawab atas munculnya subtitle pada saat pembicara mengucapkan kata. Bukan hanya dalam dunia fansub saja yang menggunakan cara ini, dalam industri DVD/BD juga menggunakan cara ini, misalnya pembuatan DVD Region. Untuk melakukan ini, Timer (Orangnya) harus menyeimbangkan antara "Irama, Ucapan dan unit waktu yang tepat untuk panjangnya subtitle yang akan ditulis" (Ivarsson 1992:87). Program yang populer digunakan untuk tugas ini ialah Aegisub, meskipun Sabbu, Sub Station Alpha dan JacobSub sudah mulai populer.

Typesetter: 
Tugas utama typesetter ialah menuliskan tanda tanda-tanda tertulis yang muncul di layar serta font yang akan digunakan pada subtitle. Typesetter adalah seniman dalam fansub. Ini biasanya memerlukan ketelitian sampai tahap frame by frame dari video tersebut dan juga merupakan orang yang sangat sabar. Terkadang Typesetter juga bertugas dalam pembuatan efek karaoke. Namun, mengingat semakin penting dan kompleksitas karaoke dalam fansub, jadi devisi karoke biasanya terpisah.

Editor:
Pertama, editor harus punya pengetahuan bahasa yang baik.Tugas mereka ialah untuk memeriksa terjemahan agar bahasa terdengar lebih alami serta memeriksa kesalahan sewaktu mengetik (hati-hati nanti ketahuan QC). Tugas mereka memegang peran penting ketika penerjemah bukanlah penutur asli dari bahasa target, contohnya orang Jepang menterjemahkan ke dalam bahsa inggris. Lebih bagus lagi jika editor mengetahi bahasa jepang juga, meskipun bukanlah syarat utama seorang editor.

Encoder:
Encoder ialah orang yang komputernya paling tersiksa. Tugasnya menggabungkan file subtitle dan video raw menjadi satu menggunakan program encoding. Terdengar sangat mudah, tapi percayalah, seorang encoder harus mengetahui setingan x264 dan kegunaan filters (digunakan atau tidak). 

QC:
QC singkatan dari "quality control" atau pengontrol kualitas. Fansuber yang mengutamakan kualitas (lawan dari fansub kilat) biasanya memeriksa dua kali sebelum file dirilis. Dalam setiap pemeriksaan diperlukan paling tidak 3 orang untuk memeriksa kesalahan serta saling memberi saran. Tujuan dari QC jelas untuk mencegah kesalahan dan memastikan kualitas tetap terjaga.

Karaoke:
Orang yang membuat animasi pada font OP dan ED.

Distro (Distribution):
Bersiap-siaplah leecher, karena orang ini akan membagikan anime kesayangan kita!!! Termasuk BT seeder, penyedia bot (XDCC), dan DDL (direct downoad).

Jadi umumnya, setiap anggota fansub melengkapi tugas angota lain, meskipun terkadang ada juga yang melakukannya sendirian. Meskipun berbeda tugas mereka tetap saling terkait. Seorang typesetter dan encoder harus memiliki pengalaman teknis, timing dan translation lebih banyak mengahabiskan waktu. Tapi jika sebuah episode banyak tanda-tanda, mungkin typesetterlah yang banyak menghabiskan waktu. Seorang penerjemah yang baik harus punya pengetahuan bahasa serta budaya jepang. Terkadang ada juga penerjemah yang masih awam tentang bahasa asing yang pada akhirnya membuat subtitle bisa dibaca tapi jauh dari makna.

Syarat-syarat teknis

Mengenai perangkat keras, komputer dengan prosesor 1.6 GHz dan 1GB RAM seharusnya sudah cukup untuk melakukan tugas-tugas fansuber. Namun, encoder harus memiliki komputer lumayan tanguh untuk proses encoding karena proses ini memanfaatkan kekuatan penuh prosesor. Karena itu dianjurkan untuk memiliki paling tidak prosesor Dual Core 2.0 GHz serta RAM 2 GB untuk memfasilitasi encoding video serta dianjurkan memiliki koneksi internet berkecepatan tinggi. Ingat syarat tadi tidak mutlak, kalian bisa menggunakan fasilitas apa adanya.

Software

Untuk software, setiap tahap fansubing memerlukan program yang khusus.

Sumber raw: Biasanya kumpulan fansub besar mempunyai capper di jepang untuk meyediakan RAW. Apabila Anime/Dorama sedang ditayangkan di TV, Capper merekam menggunakan softwaren tertentu.  Biasanya fansub juga tidak memerlukan Capper, sebagai gantinya mereka menggunakan Share Raw yang ada di internet, seperti URaw, Leopard Raw, Zero Raw, Anime Raw. Ditambah program Peer 2 Peer seperti Winny atau Bittorrent untuk mendownload raw. IDM untuk DDL serta uTorrent untuk file torrent. Software Rip seperti AutoGordianKnot atau DVD Shrink diperlukan untuk sumber yang berasal dari DVD atau BD. 
Translation: Sebuah teks editor seperti notepad dan video player untuk memutar anime.
Timing: Aegisub, SSA, Sabbu atau JacoSubs, dll.
Editor: Sebuah teks editor dan video player ketika menonton anime.
Encoding: Avisynth, Megui atau Virtual Dub ditambah Textsub filter sebagai codec video.
Distribution: Program uploader.

Proses

Uraian proses fansubing berikut didasarkan pada Infusion Fansubbing Team (2003).

Langkah 1: RAW
Raw episode yang sudah diperoleh dikirim pada encoder. Encoder yang akan memutuskan apakah raw memiliki kualitas suara dan gambar yang bagus. Encoder juga bertanggung jawab untuk mengekstrak file audio dari file raw dengan menggunakan Virtual Dub.

Langah 2: Translation
Setelah suara dan kualitas gambar diputuskan oleh encoder, file copynya dikirim ke translator agar episode bisa diterjemahkan. Bila perlu, file raw bisa dikecilkan agar lebih mudah dikirim lewat internet. Fansubs yang tidak secara langsung menterjemahkan dari bahas jepang juga memerlukan versi bahasa inggrisnya. Nah disinilah translator mulai menterjemahkan dialog dan tanda-tanda yang muncul dilayar. Apabila ada episode yang sudah dirilis dan diletakan di website, para translator seharunya sudah menonton beberapa episode sebelum mulai proses translasi, tujuannya untuk mengetahui suasana serta menghayati episode yang dikerjakan. Demikian juga, jika anime tersebut punya website resmi, translator harus mengunjunginya untuk mengetahui nama karakter, tempat kejadiannya dan informasi penting lainya. Translator juga harus menunjukan mana subtitle atau mana yang tanda-tanda, agar tugas typesetter mudah menentukan tipe font yang digunakan. Setelah dialog diterjemahkan selesai, selanjutnya dikirim dalam bentuk teks ke orang berikutnya, yaitu timer.

Langkah 3: Timing
Script yang diterjemahkan tadi disesuaikan dengan audio. Untuk melakukannya, seorang timer mendengarkan audio dan memutuskan kapan subitlenya berawal dan berakhir. Ketika proses timing script selesai, ia disimpan dalam bentuk format .ASS dan dikirim pada typesetter.

Langkah 4: Typesetting
Tugas typesetter ialah menentukan font yang harus digunakan kata dialog, suara-suara yang di off, bicara dalam hati, dan percakapan dalam radio dan televisi. Typesetter memutuskan kapan italic atau penggunaan warna berbeda untuk menyatakan suatu informasi yang bebeda, agar para pemirsa tahu siapa yang bicara. Hal lain yang perlu diperhatikan ialah pemilihan jenis font, ini penting karena berdampak pada bisa tidaknya subtitle dibaca. Sedangkan untuk scenetiming, seorang typesetter bertugas menenuliskan tulisan di anime untuk mejelaskan tulisan apa yang ada di video kemudian memasukanya agar tampil dilayar (credit, plang sekolah, judul koran, nama jalan, dan sebagainya). Selanjutnya script ini dikirim ke editor.

Langkah 5: karaoke Effect
Untuk karaoke opening dan ending biasanya selesai pada episode pertama dan digunakan terus pada episode selanjutnya. Jika opening dan ending berubah di episode berikutnya, maka terjemahan baru diperlukan lagi. Langkah ini perlu campur tangan timer atau typesetter, atau orang khusus membuat efek karoke. Dalam efek ini harus dibedakan ketika lagu dinyanyikan atau tidak. Hal ini bisa dibuat menggunakan mode karaoke di SSA atau Aegisub. Karaoke biasanya memasukan terjemahan lagu jepangnya bersamaan dengan romaji (kata-kata dalam bahasa jepang ditulis huruf latin). Sebagai tambahan, credit fansub juga biasanya ditunjukan pada lagu pembukaan.

Langkah 6: Editing
Editor bertugas meninjau ulang teks dari typesetter. Untuk itu mereka harus menonton video rawnya. Selain memeriksa kesalahan ketik, editor juga harus memeriksa teks yang sudah diterjemahkan apakah tidak bentrok dengan gambar apakah terasa pas atau tidak. Seperti yang dikatakan sebelumnya, jika translator tidak ahli dalam bahasa indonesia, makan editing menjadi langkah penting dalam fansubs. Jika ada perubahan yang diperlukan, sebaiknya menghubungi translator sebelum versi akhir translator diserahkan pada orang berikutnya.Setelah melaukan perubahan yang perlu dan disetujui oleh translator, script subtitle kemudian dikirim ke encoder.

Langkah 7: Encoding
Encoder biasanya bekerja menggunakan program open source seperti MeGUI, Virtual Dub, Avisynth, mkvmerge GUI, MiniCoder, dll. Mereka meload script yang berisi kedua raw dan ASS script dan memutuskan parameter mana yang harus digunakan untuk meningkatkan kualitas gambar serta ukuran video dengan mengkonfigurasi codec video. Ukuran standar untuk setiap episode sekitar 300 MB untuk 720p dan salah satu codec yang paling banyak digunakan ialah H.264. Bila perlu, filter khusus bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas gambar meskipun cendrung akan memperlambat proses encoding.

Langkah 8: Quality Checker
Quality Check (QC) biasanya dilakukan oleh translator atau editor sebelum episode tersebut dirilis. Permasalahan seperti kesalahan pengetikan, subtitle yang tidak sinkron dengan audio, serta kualitas gambar yang tidak bagus dicatat dan diperbaiki. Lalu encoder menggunakan script yang sudah diperbaiki dan/atau bila perlu mencari raw baru untuk re-encode episode tersebut. Hasil video akan dipertimbangkan dan siap dirilis ke publik.

Langkah 9: Distro / Distribution
Untuk menyebarkan episode yang difansub ke para fans, cara yang paling banyak digunakan ialah Bittorrent dan XDCC (protoko transfer yang ada di IRC). Distro menyediakan file untuk leecher download, tidak hanya di satu website tapi banyak website, hal ini dilakukan agar orang tahu rilisan mereka. Salah satu website populer untuk download fansubs seperti Animesuki untuk fansub inggris, nyaa torrent,  Frozen-Layer untuk fansub spanyol, dan Perpustakaan Jakarta untuk fansub indonesia serta nibl.co.uk untuk XDCC.

Langkah diatas menggambarkan cara fansubs dilakukan, mekipun proses setiap fansub terkadang berbeda-beda. Misalnya tahap editing, bisa didahulukan sebelum typesetting. Yang penting bekerja sama dan saling membantu agar menghasilkan fansub berkualitas. Untuk hal teknisnya, bisa kalian pelajari di sekolah fansub.